Tentang kita

Kamu adalah orang lain yang tak sengaja dipertemukan denganku sehingga bisa menjadi sebuah gabungan kata menjadi "kita".

Kamu adalah orang yang hadir, mengisi kebahagian, suka dan dukanya perjalanan hidup diwaktu itu. Iya kamu yang pernah menjadi orang teristimewa yang pernah kutemui, kamu yang selalu berani menapaki likunya jalan hidup bersamaku diwaktu itu. Oh iya kita terbentuk dalam sebuah pertemanan yang cukup harmonis, lucu, kocak bahkan hal aneh pun kadang menjadi keseharian kita. Percekcokan sering terjadi dan itu lumrah karena kita memang tidak selamanya harus selalu satu arah dan satu jalan pemikiran. Karakter kita di gabungkan diperkumpulan kecil yang kita bangun tanpa sengaja, mungkin pertemuan itu salah satu rencana-Nya yang hingga saat ini aku bersyukur dapat mengenalmu. Dan saat ini pula aku sadar ternyata kalau udah berpisah baru berasa yang namanya benar-benar rindu. Dulu saja kita suka ribut, dulu saja kita masih tidak takut kehilangan satu sama lain, dulu saja kita suka rebutan makanan kalau sekarang nggak bisa lagi dan masih banyak deh. 

Begitu banyak kejadian yang tak terduga yang pernah menjadi sebuah perjalanan kita dikala itu. Tulisan ini bukan kubuat untuk mengajak kamu dan kalian untuk nostalgia atau menuntut untuk mengingatnya apalagi untuk menyinggungmu kawan aku cuma terinspirasi untuk menulis tentang kita. Siapa tahu bisa menginspirasi itupun kalau ada peminat bacanya. Hehe

Kita yang dulu masih bisa menghargai sebuah pertemuan. Yang saat ini bukan seharusnya pertemuan akan mudah lagi mungkin karena kehidupan kita telah berbeda, kehidupan kita sudah menemukan jalan yang semakin asyik tak seasyik dulu mungkin.

Kita memang yang dulu selalu berjalan beriringan kemanapun. Tidak, bukan berarti sekarang pun aku menuntut untuk kamu selalu ada disampingku. Bisa saja saat ini ada yang lebih pantas untuk berjalan beriringan denganmu atau kalian mungkin ada yang lebih pantas menjadi pengganti yang mana aku kurang memahamimu saat masih bersamamu. Yang dikala itu pula status itu pernah menjadi kita. 

Kita memang yang dulu selalu menghabiskan waktu untuk ngeghibah, ngejailin satu sama lain, suka baperan dengan candaan aneh dikala itu. Tapi itu dulu toh bukankah ada pertemuan maka akan ada pula sebuah perpisahan yang pasti benar-benar nyata adanya seperti saat ini. 

Pertemuan pertama kali terjadi di sebuah Pondok Pesantren kita tercinta. Pertemuan dikala itu sangat berkesan dan begitu sangat berarti, ingat tidak saat kita di MOS oleh senior. Hehe betapa cengengnya kita, muka polos kalian itu masih terngiang saat ini, muka polos itu masih menjadi hal terlucu saat kusaksikan kita menangis sejadi-jadinya karena ulah senior. Guru yang tiba-tiba ke kelas dimana kala itu tempat kita dieksekusi dengan sebuah tontonan yang ternyata hanya drama belaka bak menonton drama korea saja. Kita diombang ambingkan oleh sebuah perselisihan yang tidak jelas, satu  diantara kita pun pernah diusir keluar dan formulirnya dikembalikan dan katanya orangtuanya sudah menjemputnya digerbang sekolah, ada pula yang sok menjadi pahlawan untuk menyelamatkan senior agar tidak dimarahi oleh guru, ada yang hanya bisa duduk lesu menangis sejadi-jadinya dan posisiku dikala itu diam dan ikut menangis menyaksikan sebuah tragedi awal perjumpaan kita yang hanya beberapa diantara kita sudah mengenal satu sama lain. Ingat pula pada sebuah tragedi saat senior kita dilempar sebuah air gelas tepat dikepalanya itu hal yang cukup drama banget karena ternyata sebagian senior pun tidak tahu, senior pun kala itu ikut dikerjain oleh guru dan beberapa teman senior lainnya.

Dan tau ending dari cerita itu, ternyata itu hanya sebuah kalau bahasa kerennya saat ini yaitu "prank". "Sorak-sorak bergembira, bergembira semua" kalau tidak salah ingat kalimat itulah penutup dari ending pertemuan MOS kita bahwa itu hanya sebuah prank, ini hanya sebuah adegan yang nantinya akan bersejarah untuk kita kenang di masa yang akan datang. Masing-masing diantara kita akan mengingat tragedi itu, sebuah pertemuan yang cukup dramatislah. Dan sangat berterima kasih kepada guru dan senior yang telah menciptakan momen pertemuan bersejarah itu.

Dari pertemuan itu yang dulunya muka polos berubah menjadi senior yang cukup angkuh. Suka pajak adek kelas, suka telat kekelas yah pondok sebagai pelarian utama untuk tidur saat jam pelajaran kosong dan masih banyak lagi aib kita yang tak perlu kuceritakan satu-persatu. Yang sangat tidak baik untuk dicontoh oleh adek kelas kita dan orang lain.

Satu lagi sebuah tragedi kebakaran gunung di belakang kelas kita. Kala itu terjadi sebuah insiden kebakaran gunung yang tanpa disengaja dibakar dan sama sekali tidak ada niat untuk membakarnya. Hanya sekedar iseng-iseng membakar rumput di dekat gunung tersebut tapi namanya juga kemarau yah pasti akan terjadi kebakaran yang akan menjadi mala petaka, sontak saja  apinya pun merambat luas membakar sekitarnya. Tak perlu sebut nama siapa pelakunya dan inisialnya dikala itu, ini hanya sebuah insiden cukup berkesan yang cukup berarti untuk dikenang. Bahwa angkatan kitalah yang luar biasa mencetak sebuah sejarah teraneh, membakar rumput saat kemarau akan menjadi dampak bahaya. Lucunya saat setelah kejadian itu pula seorang guru menyuruh kita untuk membuat sebuah berita tentang insiden kebakaran gunung dibelakang kelas, membuat sebuah berita dengan versi kita dan kesaksian kita masing-masing. Hikmahnya adalah hati-hatilah saat membakar rumput dimusim kemarau. Jika ingin cukup membakar kenangan bersama mantan dan sekitarnya tak perlu membakar gunung dan sekitarnya saat lagi kemarau. Haha

Itulah kita, pernah mengukir cerita, kita yang pernah menjadi kita banget. Kita yang pernah iseng banget, kita yang pernah selucu itu, kita yang pernah segila itu. Kita yang akan tetap menjadi kita walau keadaan mungkin telah berbeda. Kita tak perlu melakukan pertemuan disetiap saat tapi kita hanya perlu tahu bahwa ada seorang teman yang pernah menjadi bagian dari hidup kita, kita hanya perlu tahu bahwa memang "masa-masa paling indah adalah kisah kasih disekolah", kalimat yang termotivasi dari sinetron yang lagi tren saat ini yaitu "Dari jendela SMP". 

Sebuah kata "kita" bukan hanya sekedar untuk di jadikan sejarah atau masa lalu. Tanpa sengaja saya pernah membaca sebuah kutipan dari teman saya yang katanya tidak ada yang namanya mantan teman yang ada hanya mantan pacar. Jadi kalau mau reunian yah sama teman bukan sama mantan pacar yang ujung-ujungnya nanti bisa jadi CLBK. Kita memang berpisah jauh dan sekarang telah memiliki kehidupan yang berbeda yang mana pula pertemuan setiap saat bukan prioritas utama kita lagi. Tapi jangan salah bahwa menghargai satu sama lain sangat berarti, menghargai setiap pertemanan yang jauh ini akan tetap bermakna jika memang kita mau memberi makna.

Sebagai kalimat penutup:

Udah sama-sama dewasa. Beda prinsip harusnya enggak bikin kita jadi musuhan.

~dikutip dari kata fiersa besari

Salam hangat dari kawan lamamu, maaf jika cukup bacot. 

Penulis Mursyidah Auni





Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer