Sajak Rindu Untuk Kalian


Rindu


Kata itulah yang saat ini menjadi kelana hati, rindu itu berat benar kata dilan. Rindu hadir saat ada jarak diantara kita, jarak ini selalu memisahkan dan membuat pelakunya menjadi kecanduan pada rindu, rindu yang tidak tahu kapan akan terselesaikan, rindu yang kian hari makin awet seperti pengawet makanan saja. "Rindu" yah itulah rindu.

Apa sih rindu itu? Apa hanya sekedar jarak atau hanya sekedar perpisahan? Ada raga yang tersakiti saat tak dapat melihatnya lagi bukan kepada mereka yang tidak pantas untuk dirindukan tapi rindu ini lebih terasa kepada para sahabat terhebatku. Inginku bercengkrama pada angin setidaknya dia berhembus untuk menyampaikan rindu pada kalian atau bercengkrama pada indahnya senja di sore hari, kita memang tidak melihat dengan tempat yang sama tapi kita bisa menikmati senja dilangit yang sama. Setidaknya senja itulah yang bisa menyampaikan rindu ini. Sepertinya kita makin halu tapi perasaan yang kian merindu tak boleh disalahkan, rindu itu bukan mainan yang harus dianggap sepele bukan pula sekedar barang rongsokan yang tidak memiliki makna. Rindu itu ibarat langit dan bumi berjauhan banget. 

Jangan salah pada rindunya langit dan bumi karena mereka punya cara indah untuk menyampaikan rindu mereka bak pujangga cinta atau seperti drama romantis saja, langit selalu memberikan hujan pada bumi dan kita harus tahu bahwa hujan itulah cara dia untuk menyampaikan kasih dan rindunya, saat hujan usai dia tak pernah pula lupa memberi hadiah pada bumi yaitu pelangi, pelagi indahnya sangat memiliki banyak warna. Pantasan orang sering berkata hidup itu harus berwarna, ternyata benar buktinya melihat pelangi itu membuat hati damai dengan warna-warnanya. Luar biasa ciptaanmu Tuhan. 

Bagaimana dengan kita apakah rindu kita bisa melukiskan seperti yang dilukiskan bumi dan langit. Saya rasa tidak perlu karena aku tahu kita manusia tidak sehebat langit dan bumi. Kayaknya makin kesini makin aneh ada-ada saja rindu ini. Rindu yang tidak bisa kugambarkan lagi tapi perlu kalian ketahui hati meronta, aku tak bisa membohongi perasaan bahwa aku rindu pada kalian. 

Wahai sahabat dimanapun kalian sekarang, rindu yah ketika bisa bareng seperti dulu lagi, rindu bisa menghargai kebersamaan, rindu canda tawa yang tak ada lucu pun jadi bahan tawaan ada-ada saja tingkah konyol itu, rindu ketika kamu menguatkanku dari keterpurukan, rindu saat kau berbohong bahwa kau baik-baik saja, rindu saat kau dengan lantang mengatakan kita itu saudara walau tak sedarah, masya allah. Banyak hal yang mendatangkan rindu untuk kalian orang terhebatku, yang kurasa takkan habis jika kuceritakan semua.

Aku tahu bahwa peristiwa ini adalah ujian untuk kita, biarlah candu rindu itu mendarah daging untuk saat ini biar kita makin sadar bahwa pentingnya kebersamaan itu seperti apa jika telah kita telah berpisah oleh jarak, biarlah rindu kian menambah biar kita tahu pentingnya untuk saling mengingatkan, biarlah rindu itu hadir biar kita tahu ternyata ditinggalkan orang yang disayang itu rasanya sakit, apalagi ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Wah bucin dong.  Percayalah Allah mengajari kita bagaimana kita menanamkan kesadaran bahwa apapun itu akan berarti, peristiwa apapun akan tetap bermakna untuk setiap kisah kita nantinya, peristiwa yang terjadi menjadi alarm untuk kita dimana ada pertemuan disitu pulahlah akan ada perpisahan. 

Ambil hikmah bahwa biarlah rindu itu bergejolak karena ia akan usai disaat yang telah ditentukan, mau marah sama takdir karena LDRan yah mau bagaimana lagi, ini sudah ketentuan takdir tinggal bagaiamana kita bisa menghargainya saja. Jadikan rindu sebagai pelajaran yang bermakna antara kisahku dengan kisahmu. Tak perlu ada kisahnya cukup kita saja yang bisa menghargainya seperti apa, karena setiap cerita mengajarkan kita untuk selalu menghargai kepada mereka yang selalu ada. 

Salam_rindu untukmu sahabatku. 
Sabar stay home,
Bumi kita sedang berduka.

Goresan penaku





Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer